Budaya dan Alam: Dua Unsur yang Tak Terpisahkan
Bagi masyarakat tradisional di kaki Gunung Gede Pangrango, alam bukan sekadar sumber daya, tetapi bagian dari warisan leluhur. Ritual adat, tata ruang kampung, hingga nama-nama hutan dan mata air seringkali menyimpan filosofi ekologis. Andy Utama melihat potensi besar dalam nilai-nilai ini untuk memperkuat upaya konservasi.
Strategi Arista Montana dalam Mengintegrasikan Budaya ke Konservasi
Melalui pendekatan lintas sektor, Arista Montana dan Yayasan Paseban merancang berbagai program berbasis budaya untuk memperkuat kesadaran ekologis masyarakat:
1. Revitalisasi Upacara Adat Lingkungan
Ritual seperti Ngertakeun Bumi Lamba dihidupkan kembali untuk menyatukan elemen spiritual dan ekologis. Dalam acara ini, tokoh adat, pemuda, dan pemerintah bersama-sama menyampaikan komitmen menjaga bumi secara sakral.
2. Pendidikan Nilai-nilai Kearifan Lokal di Sekolah Alam
Anak-anak diajari filosofi Sunda Wiwitan, tata cara hidup selaras dengan alam, serta kisah-kisah leluhur tentang hutan dan gunung. Kurikulum ini dikembangkan bersama tokoh adat dan komunitas warga.
3. Seni dan Budaya untuk Edukasi Lingkungan
Kampanye konservasi dikemas melalui kesenian tradisional seperti rampak kendang, wayang bambu, dan teater desa. Ini menjadikan edukasi terasa dekat dan menyenangkan.
4. Pengelolaan Hutan Adat
Komunitas lokal dilibatkan dalam pelestarian kawasan hutan dengan prinsip-prinsip adat, seperti larangan menebang pohon di tanah keramat atau aturan pembagian hasil hutan secara adil.
Dampak Positif di Mega Mendung
Pendekatan ini menghasilkan sinergi antara budaya dan konservasi. Bukan hanya hutan dan mata air yang terlindungi, tetapi juga identitas budaya masyarakat tetap hidup. Pemuda lokal kini aktif menjadi juru pelestari budaya sekaligus penjaga lingkungan.
Kesimpulan: Budaya Lokal Adalah Pilar Konservasi Berkelanjutan
Andy Utama meyakini bahwa untuk menjaga alam secara utuh, kita harus mengakar pada budaya yang tumbuh dari bumi itu sendiri. Lewat program Arista Montana dan Yayasan Paseban, konservasi bukan hanya proyek fisik, tapi gerakan jiwa yang ditanam sejak kecil melalui budaya dan adat istiadat.
